Mendoan raksasa? Apa yang terpikir di benak Anda ketika mendengar kata mendoan raksasa? Apakah mendoan yang diberikan untuk mahluk raksasa?
Hmm… Sama sekali bukan. Mendoan raksasa adalah makanan khas Banyumas dan sekitarnya, sama seperti mendoan pada umumnya, hanya saja ukurannya besar atau dibilang raksasa. Bagaimana tidak raksasa, ukuran mendoan ini panjangnya 30 cm dan lebarnya 20 cm. Bayangkan penggaris milik anak-anak yang umumnya memiliki panjang 30 cm. Ya sepanjang itu ukuran mendaoan raksasa.
Adalah Sarwono (38), yang biasa dipanggil Kang Sarwono, yang mempopulerkan mendoan raksasa. Pria asal Adiraja, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap ini, pertama kali membuka warung mendoan raksasa di Klampok, Kabupaten Banjarnegara.
Warung mendoan raksasa di Klampok ini pernah masuk dalam liputan kuliner berbagai televisi swasta. Kini, berkat keuletannya, usaha pria yang pernah menjadi TKI di Taiwan ini sudah memilki beberapa Warung Mendoan Raksasa dengan feanchise. Antara lain ada di Slawi, Cilacap, dan Jakarta. Tak lupa nama warungnya diembel-embeli kuliner Plat R (tanda nopol kendaraan eks Karesidenan Banyumas), sebagai tanda makanan mendoan berasal dari bumi panginyongan.
Kang Sarwono sendiri kini fokus di warung mendoan raksasa di Purwokerto, yakni di sebelah timur patung kuda bundaran RSUD Margono, taman Satria Purwokerto. Warungnya buka setiap hari hingga pukul 23.00. Kang Sarwono sendiri yang menunggui dan melayani pembeli di situ. Menu yang tersedia di warung mendoan raksasa yakni mendoan raksasa, mendoan buaya, mendoan semut, nasi macan, minuman seperti kopi dan teh poci. Anda bisa memesan mendoan raksasa yang digoreng utuh, atau minta dipotong-potong sebelum digoreng.
Bumbu yang dipakai Kang Sarwono dibuat sendiri dan tidak menggunakan penyedap rasa atau metsin. “Saya berusaha menyajikan makanan sehat dengan bumbu rempah-rempah tanpa penyedap rasa”, kata Kang Sarwono.
Bumbu yang diracik ia tumbuk dengan alat tradisional, tidak menggunakan blender. Ketumbar, bawang putih, kunyit, kemiri, dan garam dengan ukuran tertentu ia tumbuk di ‘lumpang’ dengan kayu. “Ini kuliner lokal sehingga harus unik. Bikin bumbunya pun tidak pakai blender tapi ditumbuk, supaya lebih menyatu”, tambahnya.
Bumbu yang sudah ditumbuk itu kemudian diserai sampai kering agar awet tanpa bahan pengawet. Bumbu ini yang nantinya dikirim ke warung mendoan raksasa di luar kota. Oh ya bumbu ini nantinya yang akan dimasukkan dalam adonan tepung untuk menggoreng mendoan.
Untuk mendoan yang dikirim keluar kota, Kang Sarwono mengirimnya dengan jadwal untuk digoreng pada hari tertentu. Tempe mendoan itu dibuat oleh saudaranya, tentu dengan arahannya agar mendoan bisa tetap utuh jika digoreng dalam lembaran raksasa.
Satu mendoan raksasa yang sudah matang harganya cukup murah, hanya Rp 6 ribu. Mendoan dengan nasi yang ditaruh di atas mendoan pun masih terjangkau, hanya Rp 10 ribu.
Penasaran dengan mendoan raksasa? Coba deh datang ke Taman Satria Purwokerto atau Anda yang tinggal di Cilacap datang ke Jl. Katamso. Yuk ah.. dijamin maknyuss…
nang Cikampek ana sing dodol mendoan mandan gede, tapi ukurane lewih cilik ya sekitar 4x ukuran mendoan biasa regane 5 ewu, aku sering tuku
SukaSuka
Larang ya neng kana..
SukaSuka