Kok bisa??
Sebelum sampeyan mencak-mencak trus koprol dan ngoceh2 gak jelas, lebih baik baca dulu pendapat ane! xixixi
Begini ceritanyah..
Di alam blogosphere, minggu2 ini heboh aplikasi BBM di android, tapi bukan itu jawaban sebenarnyah 😆
Ini tentang Bahan Bakar Minyak Gan!!
Seperti kita ketahui BBM memiliki nilai oktan yaitu angka yang menunjukkan berapa besar tekanan maksimum (kompresi) yang bisa diberikan oleh mesin sebelum bensin terbakar dengan sendirinya.
BBM dan udara (berbentuk gas) dapat terbakar sendiri sebelum terkena percikan api busi ketika ditekan oleh piston saat langkah kompresi disebut dengan istilah knocking alias ngelitik.
Makin tinggi angka oktan, makin kuat ia manahan kompresi tinggi. Oleh karena itu, makin tinggi perbandingan kompresi mesin, makin tinggi angka oktan bensin yang dibutuhkan.
Nah,bagaimana jika penggunaan jenis BBM yang tidak tepat??
Penggunaan bensin beroktan rendan pada mesin dengan kompresi tinggi sangat tidak dianjurkan. Campuran bensin dan udara dalam silinder mesin akan terbakar dengan sendirinya sebelum busi menyala sehingga timbul suara ngelitik.
Ledakan prematur tadi justru akan menahan langkah piston menuju puncak. Ketika busi menyala, hanya tinggal sedikit campuran bahan bakar dan udara yang bisa dibakar.
Alhasil ledakan yang dihasilkan menjadi lemah alias tidak optimal. Padahal justru pada saat itulah dibutuhkan ledakan semaksimal mungkin untuk mendorong piston guna memutar poros engkol.
Efeknya, tenaga mesin melorot drastis, emisi gas buang bertambah dan penggunaan bahan bakar menjadi lebih boros karena bensin yang masuk dalam mesin tidak sepenuhnya dikonversi menjadi tenaga gerak akibat proses pembakaran tidak berjalan sempurna.
Dengan kata lain, jika mesin berkompresi tinggi dipaksakan mengonsumsi bensin beroktan rendah atas nama untuk penghematan, itupun akan jauh panggang dari api. Karena selain konsumsi bensin justru lebih boros, mesin akan lebih sering bermasalah akibat ‘kurang vitamin’.
Bahkan pada kondisi-kondisi tertentu, ledakan prematur yang berkesinambungan tadi sanggup menciptakan panas berlebihan di kepala piston yang dapat menyebabkan jebolnya kepala piston.
Sebaliknya, untuk motor bermesin berkompresi rendah juga sebaiknya tidak mengonsumsi bensin beroktan tinggi. Selain biaya BBMnya jauh lebih mahal, cara ini tidak membuat performa mesin meningkat secara signifikan.
Kalaupun ada peningkatan, hal itu tidak lebih akibat dari sugesti yang Anda tumbuhkan. Oleh karena itu gunakan bensin dengan oktan yang sesuai dengan kebutuhan mesin motor Anda.
Untuk mengetahui jenis bensin apa yang dibutuhkan oleh kendaraan, kita bisa melihat spesifikasi mesin lewat manual book/buku panduan pemilik kendaraan. Produsen kendaraan umumnya mencantumkan angka rasio kompresinya.
Kompresi mesin motor vs angka oktan BBM (bensin):
7:1 – 1:9,1 sangat cocok menggunakan RON 88 (Premium)
9,1:1 – 10:1 lebih pas bila menggunakan bensin beroktan 92 (Pertamax dan sejenisnya)
10,1:1 – 11:1 sebaiknya menggunakan bensin beroktan 95 (Pertamax Plus dan sejenisnya).
Nah, berhubung tadi ane baca buku petunjuk motor dari dealer , mesin motor ane ternyata berkompresi 9,3:1 dan cocoknya minum pertamax. 😦
Trus, gimana ngakalin supaya gak bikin kantong jebol?
kata wak haji Taufik,”Oplos aja cak!”
jadi mohon maaf, bila ane mulai sekarang pake pertamax murni, tapi kayaknya lebih oplosannyah 😆
Harga Pertamax Rp 10.500,-
klo di oplos lebih berimbang oktannya ya,, pengeluaran dompet pun lebih sehat sentosa
SukaSuka
bisa jadi, jadi bisa
SukaSuka