Kali ini saya ingin berbagi tentang suatu cerita yang cukup membuka mata saya mengenai relatifitas harga suatu barang. (Sekali-kali boleh dong posting sesuatu yang sedikit berhubungan dengan materi kuliah) 😀
Relatifitas harga barang sangat dipengaruhi oleh ‘mental accounting’ seseorang (saya mencari materi kuliah jaman dulu untuk mengingat istilah ini, hehehe). Sebagian orang mempunyai level harga yang berbeda dalam menentukan nilai suatu barang termasuk dalam skala murah, wajar atau bahkan mahal.
Sepatu seharga 400 ribu itu mahal gak sih?Obat batuk seharga 150 ribu itu murah gak sih?
Maka jawaban dari 2 pertanyaan ini ada 3 opsi; mahal, wajar atau murah. Skala penilaian level barang oleh setiap individu seringkali tidak sama tergantung dari apa yang mereka pikirkan.
Mental accounting adalah perilaku ekonomi dimana seseorang menggolongkan masukan dan keluaran finansial yang dilakukan berdasarkan pos-pos seperti halnya dalam akuntansi.
Jadi, seolah-olah setiap orang memiliki banyak pos yang berbeda (kata pos mungkin lebih simpelnya dapat dikatakan sebagai jatah/proporsi anggaran harga). Sebagian besar orang memiliki pos berbeda untuk pendidikan, untuk penampilan, untuk hiburan, dan sebagainya
Mengutip dari artikel yang saya baca, ada 2 kondisi untuk menjelaskan tentang ‘mental accounting’ ini.
Kondisi 1 – Anda hendak pergi menonton konser dan sudah membeli tiket jauh2 hari, namun pada saat menjelang hari H tiket anda hilang. Jika masih ingin menonton konser tersebut lalu membeli tiket lagi, anda akan merasa membayar seharga 2 kali lipat harga tiket yang sebenarnya. Apa anda bersedia?
Kondisi 2 – Anda hendak menonton konser, namun saat dalam perjalanan untuk membeli tiket anda kehilangan uang sejumlah harga tiket konser tersebut. Apa anda bersedia mengeluarkan uang lagi untuk membeli tiket?
Penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa hanya 46% dari orang yang kehilangan tiket (kondisi 1) akan membeli tiket lagi untuk menonton konser. Namun, sebanyak 88% orang yang kehilangan uang dalam jumlah yang sama (kondisi 2) akan tetap membeli tiket konser. Penelitian ini menunjukkan, meskipun seseorang kehilangan uang dalam jumlah yang sama besar, ternyata tindakan finansial yang mereka ambil bisa berbeda berdasar dari pos pengeluaran yang ada di kepala mereka.
Berkaitan dengan materi kuliah tentang ‘mental accounting’ ini, saya memiliki sedikit cerita yang memberi cukup penyegaran atau wejangan tentang menentukan jumlah pos yang sesuai dan baik untuk beberapa hal.
Cerita ini saya dapat dari pengalaman seorang teman yang ketika itu sedang melakukan proses jual beli dengan seorang pedagang, pedagang gelang tepatnya. Ceritanya berawal dari teman saya yang berniat membeli gelang yang saat itu sedang digandrungi banyak orang, gelang yang terbuat dari kayu (kalau tidak salah kauka) dan dapat digunakan untuk bertasbih.
Sewajarnya proses jual beli antara calon pembeli dan pedagang, terjadi tawar menawar antara teman saya dengan pedagang gelang tersebut. Mungkin teman saya ini menawar dengan harga yang kelewat murah (sekali lagi mungkin) sehingga muncul kalimat selentingan dari pedagang gelang itu, “Anak muda jaman sekarang, kalau untuk ibadah saja maunya yg murah2.. Coba kalau untuk gaya, mahalpun dibeli.”
hohoho..
Cerita ini sedikit membuka mata saya untuk memiliki ‘mental accounting’ yang bukan ‘anak muda jaman sekarang’, yakni ‘mental accounting’ yang lebih dewasa dan bijak dalam mendahulukan mana yang lebih penting dan diprioritaskan dalam pos-pos keuangan yang ada. Benar sekali kalimat dari pedagang gelang itu, seharusnya pos untuk ibadah mendapat porsi yang lebih besar dibanding dengan pos untuk hal-hal yang menyangkut soal penampilan.
dedicate for someone who told me about this story. Ceritanya sangat menginspirasi, terimakasih! 🙂
Semoga bermanfaat ^_^
cieeee…anak kuliahan,bo… 😉 ,mas sayur nyerah,dah… nitip saja
ngintip calon lawan honda verza dari negri Tuan TAKUR,Yuukk..!
SukaSuka
Pertamax dah, yang lain solar.
Hukum transaksi jual beli emang seperti itu koq
penjual menjual barang setinggi-tingginya
pembeli menawar barang serendah-rendahnya.
keputusan akhir yaaaa harga tengah.
Tukaran Link pak »»»
http://yudhadepp.blogspot.com/2013/02/cbr250-naked-vs-kawasaki-z250.html?m=1
SukaSuka